Itinerary Liburan ke Taiwan 9 Hari Untuk Keluarga (Taipei, Taichung dan Sun Moon Lake)


Hai teman-teman pembaca tesyasblog, Selamat Tahun Baru 2020 ya. Semoga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan :) Memulai posting pertama di tahun 2020, saya akan menulis liburan akhir tahun kami dulu, yang masih segar di ingatan.

Liburan kami kali ini ke negara yang baru pertama kami kunjungi yaitu Taiwan. Alasan utamanya, karena kami ingin mengantarkan mr.husband untuk naik sepeda di Sun Moon Lake.

Liburan kami sangat santai, bahkan kami tidak membuat itinerary (tapi kami sudah tau mau berapa malam di kota mana, dan sudah memesan hotel). Karena banyak yang minta melalui instagram itinerary liburan ke Taiwan, saya tuliskan di posting ini rekap per hari: kami pergi kemana saja.  


Cycling in Sun Moon Lake with our Kiddos


DAY 1: TIBA DI TAIPEI

Pesawat yang menerbangkan kami ke Taipei adalah Air Asia. Kami terbang pagi hari (jam 05.15) dari Soekarno Hatta, transit 2 jam di KLIA 2, lalu melanjutkan perjalanan ke Taipei sekitar jam 10 pagi waktu Malaysia. Koper kami diberi tag "Fly Thru" yang artinya kami akan bertemu koper langsung di Taipei.

Perjalanan sekitar 5 jam cukup membuat kedua Kiddos bosan. Mereka gantian bertanya, "Bun, kita sampai berapa jam lagi?" Hehe. Berbeda dengan perjalanan pulang dari Taipei ke KLIA2 yang merupakan overnight flight. Saat itu mereka terlelap tidur.


Kami tiba di Taiwan dengan suhu yang bersahabat


Yang harus dicatat:
Pastikan teman-teman tidak membawa makanan yang mengandung daging masuk ke Taipei. Pemeriksaan untuk daging ini sangat ketat, semua penumpang diminta memasukkan barang ke dalam mesin x-ray sebelum proses imigrasi. Denda sebesar NTD 1 juta diberlakukan bagi yang membawa makanan yang mengandung daging.

(Saat hal ini diumumkan di pesawat, Kiddos#2 cepat-cepat menghabiskan roti berisi sosis. Hahaha tetep ya dimakan dulu, enggak mau rugi:p)

Kiddos#1 di penerbangan Air Asia X dari KLIA 2 ke Taipei


Tiba di Taipei, kami naik MRT Airport ke Taipei Main Station, lalu jalan kaki sekitar 10 menit ke Flip Flop Hostel Garden. Cuaca sangat bersahabat, bahkan Kiddos sama sekali tidak menggunakan jacket. Jangan tanya saya ya, sudah pasti jacket ungu saya pakai karena tidak kuat angin.


Cara Naik MRT Dari Taoyuan Airport ke Taipei

1. Pastikan teman-teman membeli Easy Card (kartu transportasi seperti Ez-link di Singapura). Counter "Taoyuan Airport MRT Service" gampang sekali ditemukan di airport, tidak jauh lokasinya dari pintu keluar setelah tempat pengambilan bagasi.






Please be advised, counter ini hanya menerima pembayaran tunai. Kalau belum mempunyai NTD (New Taiwan Dollar), sebaiknya menukarkan uang dulu ke Money Changer atau mengambil uang di ATM. 

Ohya, saya sudah menukarkan uang rupiah ke NTD di money changer Peniti yang salah satunya berada di daerah Kelapa Gading.


2. Lalu berjalanlah mengikuti sign "MRT". Stasiun MRT terletak di basement. Tiba di stasiun, tap kartu Easy Card, dan turun lagi menuju track MRT ke arah Taipei.


Koper kami untuk ber empat selama 9 hari di Taiwan
Warnanya ungu :)
Petunjuknya sangat jelas, enggak perlu takut traveling ke Taipei


3. Masuk MRT, simpan koper di luggage storage di dalam MRT, dan turun di Taipei Main Station.







Tiba di Flip Flop Hostel Garden

Kami tiba sudah gelap, winter membuat matahari terbenam pada pukul 5 sore. Kami check-in, dan menutup malam dengan makan bekal McDonalds yang kami beli sesaat sebelum tiba di hostel.

Reception Desk di Flip Flop Hostel sudah sepi saat kami tiba


Saya dan mr.husband sempat jalan-jalan di sekitar hostel, lalu makan dan ngopi di Poffertjes Coffee+Food, sementara kedua Kiddos sudah kenyang dan memilih tinggal di kamar hostel.

Mr.husband yang hunting cafe dan coffeeshop yang harus kami kunjungi di Taiwan. Poffertjes adalah yang terdekat dari hostel. Saat kami tiba, hanya meja di luar yang tersedia. Ya sudahlah kapan lagi kami makan sambil menahan dingin:D

Poffertjes adalah kudapan khas Belanda, lucu ya kok bisa ada di Taipei. 

Approved: kopinya enak, makanan nya lezat
Satu porsi poffertjes plain ini seharga NTD100




DAY 2: DARI TAIPEI KE TAICHUNG

Kami membayar Rp 1,3 juta per malam untuk Family Room (private bathroom) di Flip Flop Hostel Garden, sudah termasuk makan pagi. Kami selalu memilih omelet keju ataupun omelet tuna untuk menu makan pagi. Lumayan mengenyangkan.


Sarapan di Flip Flop Hostel


Setelah makan pagi, kami berjalan ke Musk Cat Cafe yang hanya berlokasi beberapa meter dari hostel. Kami menemukannya malam sebelumnya, saat berjalan pulang dari Poffertjes cafe. Kalau di Indonesia semacam cafe kucing, tapi di Musk Cat Cafe hanya ada 3 kucing berukuran jumbo haha.

Pagi itu kami baru tau, bahwa pada umumnya cafe di Taiwan mewajibkan minimum order berupa satu minuman untuk setiap orang. Jadi kami harus memesan empat minuman untuk duduk dan bermain dengan kucing. Harga coffee latte sekitar NTD100 (dikali saja dengan IDR 480 ya).

Kiddos#2 rebutan makan dengan kucing ini hehe
Bersama Mega



Sekitar jam 10.30, kami check out dari hostel, menitipkan koper yang besar dan pihak hostel meminta kami membayar NTD100 per hari. Kami memang sengaja kembali ke hostel yang sama, agar saat pindah kota, koper besar bisa kami titipkan. Walaupun berbayar, tetap lebih murah dibandingkan menitipkan koper di stasiun.


Jalan kaki dari hostel ke Taipei Main Station


Kami naik kereta TRA dari Taipei Main Station ke Taichung. Awalnya kami ingin naik kereta THSR (Taiwan High Speed Railway), namun kami salah beli tiket! Yah, begitulah liburan kali ini kami memang kurang riset.

Jadi saat masuk ke peron untuk THSR, petugas mengarahkan kami ke peron TRA. Dueeeng, kami baru tau kalau salah haha. Tapi kemudian kami terhibur dengan Family Mart di dalam stasiun TRA. Kami bertanya kepada staff di Family Mart, apakah boleh makan di kereta? (Karena di MRT Taipei tidak boleh makan dan minum). Saat dijawab boleh, kami memborong salmon onigiri untuk makan siang di kereta.


Membeli tiket di vending machine ini, kami mengandalkan tombol "English" 
sebelum memulai transaksi
Happy karena boleh makan di stasiun dan kereta :)
Kereta kami jam 11.58, kami antre saat jadwal kereta sudah paling atas di papan ini



Blessing in disguise, kereta TRA ini nyaman, tiketnya lebih murah, tidak perlu pindah kereta, dan tiba di Taichung Station yang dekat dengan hotel kami yaitu Hotel 53.

Tiba di Taichung Station, kami cukup amaze dengan keramaian di sekitar stasiun, juga dengan teriknya matahari. Berbeda sekali dengan Taipei yang gloomy.


Welcome to Taichung



"Kak, hotel kita di depan stasiun. Waktu pesan aku lihat lokasinya" saya menjelaskan kepada Kiddos#1. Ternyata tidak semudah itu menemukan hotel 53 untuk pertama kali. Ada dua zebra cross besar dari stasiun yang harus dilalui.

"Ini sih namanya bukan depan stasiun Bun" katanya datar. Hadeh protes.

Jarak dari stasiun ke hotel sekitar 10 menit jalan kaki. Dan betapa bahagianya karena di sebelah hotel terdapat Family Mart. Kamar kami quadruple room dengan harga sekitar Rp 1 juta. Ini adalah penginapan termurah dari ketiga kota yang kami datangi.


Kalau mencari penginapan di Taichung, saya merekomendasikan Hotel 53


Selesai istirahat dan solat, kami jalan kaki menuju Animation Alley. Wah, kebetulan Kiddos#2 sangat menyukai anime. Jadi ia semangat jalan kaki walaupun cukup jauh. Eh tapi ya, saat sudah selesai foto-foto drama pun dimulai, "Naik taksi aja yuk pulang ke hotel" pintanya. Yang tentu saja saya tolak.

"Eh gimana, kan uanganya udah Dede beliin anime" haha kali ini boleh lah Bundu yang protes.


Baru di sini, Kiddos#2 minta foto hahaha
We are happy when you are Dede..
Sebelum pulang, Kiddos#2 membeli anime di toko ini




Dari Annimation Alley, saya mengajak mereka ke NMU Cafe, yang merupakan singkatan dari Nice To Meet You. Saya selalu berjalan di belakang mr.husband dan kedua kiddos. Saya foto-foto untuk menjadi pengingat saat menulis blog, dan karena aktivitas tersebut, mata saya terlatih untuk melakukan observasi secara komprehensif, terutama jika ada cafe dan coffeeshop lucu along the way.

"Kita ke NMU Cafe aja yuk, dekat dari sini" saya mengajak mereka, yang diikuti pertanyaan, "Emangnya dimana?"

Lalu mereka berjalan mengikuti saya, dan ketika kami tiba di NMU Cafe yang terlihat fancy dari luar, Kiddos#2 komentar, "This cafe looks intimidating" (in term of price). Saya hanya bisa tertawa, tapi tetap saja mengajak masuk. Sesekali splurge enggak apa-apa deh, demi kopi dan kue enak. Apalagi mr.husband sempat komentar, "Kapan lagi kita ke sini?" Asik, approved nih:D


Taichung rasa Kyoto
Manual brew nya enak
Benar-benar serasa di Jepang, love it!




Setelah jalan kaki cukup jauh, kedua Kiddos minta istirahat di hotel. Sementara saya dan mr.husband jalan kaki lagi ke sekitar stasiun Taichung. Disana ada pohon natal dengan tema Tsum Tsum Disneyland. Jadi saya minta difoto dulu dengan latar belakang pohon natal dan stasiun kereta Taichung.

Di perjalanan kembali ke hotel, kami melihat satu gedung yang sangat ramai. Saya mengajak mr.husband kesana, ternyata itu adalah toko snack dan ice cream Miyahara. Sesaat sebelumnya, mr.husband menjelaskan bahwa ada ice cream yang terkenal di Taichung bernama Miyahara. Tidak disangka, lokasinya persis di depan Hotel 53.

Interiornya mengambil tema film Harry Potter, dan packaging kuenya, waduh bersaing dengan Jepang! Kami membeli pineapple cake yang khas Taiwan dan sangat terkenal, juga ice cream edisi natal.


Miyahara yang ramai malam itu
Tempatnya sangat instagrammable
Mari antre ice cream
Saya memilih rasa Alishan Tea dan Chocolate Mint


Kesimpulan saya malam itu: saya menyesal hanya satu malam di Taichung. Seharusnya kami spent dua malam di Taichung kalau kembali ke Taiwan. 



DAY 3: SUN MOON LAKE

Karena tidak membuat perencanaan dengan matang dan detail, konsekuensinya kami harus punya spare waktu yang cukup, apalagi jika menyangkut transportasi antar kota.

Kami tau bahwa harus naik bus dari Taichung ke Sun Moon Lake, namun kami baru bertanya kepada petugas Hotel 53, mengenai bus apa yang sebaiknya kami ambil, juga dari terminal bus yang mana.

(Tidak disangka, traveling seperti ini menyenangkan sekaligus memicu adrenalin haha!)

Kami hanya sempat take away breakfast dari Family Mart (baca: iya onigiri lagi!), lalu kami berjalan ke suatu tempat bernama Gancheng Bus Station. Kami pikir tadinya seperti terminal bus, ternyata hanya sebuah bus stop. Kami memilih jadwal 08.20, dan mungkin karena musim liburan, sudah ramai dari pagi.

Mr.husband antre di Nantou Bus Office, namun ternyata kami bisa membayar tiket bus dengan Easy Card. Jadi tidak perlu antre di Nantou Bus Office. Untungnya Easy Card kami masih cukup saldonya, sehingga kami bisa langsung antre di bus stop.


Di sini bisa membeli ticket terusan untuk bus, ropeway dan sewa sepeda
Di bus stop, bus 6670 menuju Sun Moon Lake


"Bun, mau beli tiket terusan enggak?" tanya mr.husband. Saya jawab, "Beli disana aja deh, kan enggak tau sepedanya nanti sesuai atau enggak". Bukankah sepeda adalah hal yang utama buat liburan kami kali ini?:D

Kami pindah antrean bus mengikuti orang lain, karena petugas teriak-teriak dalam bahasa China. Ada beberapa bus nomor 6670 yang datang, namun tidak juga kami disuruh naik. Tepat 08.20, ada bus yang datang lagi, saat itu baru kami diminta naik. Hebat ya, tepat waktu. 

Bus langsung penuh, sehingga perlajaran yang saya ambil: jika akan ke Sun Moon lake dari Taichung, saya sarankan teman-teman naik dari Gancheng Bus Station, sebagai point pertama untuk bus 6670 ini.


Tiba di Sun Moon Lake

Perjalanan hampir sekitar 2 jam tidak terasa, kami melewati jalan tol yang mulus dengan pemandangan yang indah. Bus sempat berhenti di sebuah universitas, hanya sebentar lalu melaju lagi. Kami turun ketika tiba di deretan toko yang ada di Sun Moon Lake, dan pak supir mulai teriak "Sun Moon Lake"


Tempat bus berhenti di Sun Moon Lake



Mr.husband menyalakan google map, dan kami mengikutinya berjalan menuju Blue Sky Bay B&B Sun Moon Lake. Ternyata lokasinya hanya 5 menit jalan kaki dari tempat perhentian bus. Dan yang paling penting, terdapat Seven Eleven, 10 langkah dari hotel kami.

Kami tidak bisa langsung masuk kamar karena baru jam 10 pagi. Sehingga kami putuskan untuk sewa sepeda di tempat sewa yang terletak tepat di samping hotel. Nanti akan saya tulis khusus mengenai naik sepeda di Sun Moon Lake ini ya. Yang pasti, kalau ke Taiwan wajib ke Sun Moon Lake. Dan kalau ke Sun Moon Lake, ya wajib naik sepeda.


Kami menyewa tiga e-bike


Tidak perlu banyak cerita tentang keindahan track nya ya, semoga foto-foto di bawah ini bisa menjelaskan. Alhamdulillah hari itu cuaca cerah, kami menikmati langit biru yang indah. 







Sebetulnya kami sudah sewa sepeda 4 jam, hingga kami bisa masuk ke kamar hotel. Ternyata setelah 2 jam, kedua Kiddos sudah mulai minta pulang ke hotel. Kami pun kembali, untungnya kami diperbolehkan early check in.


Blue Sky Bay B & B Sun Moon Lake

Hotel ini saya pilih dengan sadar haha, yang mana saya sadar kalau over budget. Sesungguhnya saya menetapkan budget satu malam Rp 1,5 juta untuk family room. Namun sulit mendapatkan kamar seharga itu di Sun Moon Lake.

Dan saya terlanjur jatuh hati dengan kamar dan bathtub yang saya lihat melalui website booking dot com. Jadilah saya menekan tombol "pesan", dengan pembenaran karena hostel di Taipei dan hotel di Taichung harganya di bawah budget, sehingga total budget hotel selama di Taiwan, tidak lebih. Iya deh iyaaa...

Liat deh kamar kami, kedua Kiddos betah banget di sini (kami juga sih). Terutama karena ada bathtub dan balcony kecil.


Kamar kami yang luas dengan tempat tidur yang nyaman
Bathtub favorit kiddos
Pemandangan dari balkon


Setiap pagi kami menikmati sarapan yang lezat di lantai bawah. Meja makan nya besar, kami sharing dengan tamu lain. Tapi tidak masalah karena semua tamu di sini sopan, dan karena jumlah kamar terbatas, tidak crowded.

Ohya, kami berkenalan dengan seorang TKI dari Indramayu yang sudah tiga tahun bekerja di hotel ini. Saya sempat bertanya, apakah Mba nya sudah pernah pulang ke Indonesia? Katanya belum pernah.

Dalam hati saya berpikir: hebat ya Mba pejuang kita ini, tiga tahun tidak pulang untuk bekerja demi keluarga. Lalu kadang kita complaint dengan kerjaan kita? Aduh liat deh, lebih banyak yang kerjanya lebih sulit dan penuh pengorbanan daripada kita...

Sore hari di hotel kami naik ke rooftop dan menikmati indahnya awan dan langit saat sunset. Sayang sekali sedang agak mendung.


Pemandangan dari rooftop hotel


February Coffee

Malamnya kami makan malam di February, sebuah cafe yang direkomendasikan google dan terletak tidak jauh dari hotel. Berbeda dengan di Taipei, cafe di Sun Moon lake memberikan minuman gratis berupa black tea. Teh yang memang khas dari Sun Moon Lake. Kita bisa memilih hot maupun ice black tea. Tapi tentu saja kami juga memesan kopi.

Malam itu kami makan pasta seafood, betul kata google, makanan dan minuman di February Coffee ini memang recommended.










Written on January 9, 2020
Follow our instagram @tesyasblog as we share our travel stories through our gallery and instagram stories. 

Karena pandemi dan tidak melanjutkan menulis tentang Taiwan, silahkan search on our Instagram Highlight: Taipei, Taiwan Coffee, Jiufen, Taichung, Sun Moon Lake



Next Post:

5 comments:

  1. semoga suatu hari nanti bisa kesana sama keluarga
    makasih buat tulisan2 about travelnya mbak tes, suka sekali baca2 blognya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, semoga dunia segera membaik ya.
      Terimakasih juga Mba sudah mampir :)

      Delete
  2. Mantap rekomendasi Taiwannya. ak cuma ke Taipei aja, bagus sih, cuma agak kecewa dg Juifen. tapi yang gak masalah ama tempat yang rame bgt sih pasti suka Jiufen. next time mau ke Taichung juga ^^

    http://theislandgirladventures.com/2020/02/08/jalan-jalan-ke-jiufen-kota-spirited-away-di-taiwan/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mba Dada, sama waktu aku ke Juifen juga rame banget. Yup Taichung lebih laid back sih Mba :)

      Delete
  3. Assalamualaikum.. Salam ukwah dari saya untuk anda.. yuk follow blog aku ya..Semoga ikatan ukhwah kita akan berterusan.. Terima kasih sekali lagi..ya

    ReplyDelete