Gowes SCBD Demi Sedjuk Bakmi dan Kopi Tulodong

Ada kalanya hari Minggu itu agak malas bangun, tapi tetap ingin gowes. Lalu bingung karena matahari perlahan mulai naik... duh persoalan Minggu pagi untuk saya dan mr.husband!

Solusinya mencari rute yang rindang, supaya paparan sinar matahari terhalang rimbunnya dedaunan. Padahal sih, sama aja panas:D Maka diputuskan gowes di sekitar SCBD saja. 

SCBD bagian yang ini rimbun, dan enggak boleh mobil lewat

Kami parkir di Blok M, dekat Papaya Fresh Gallery, supermarket Jepang kesayangan kita semua. Lalu mulai deh gowes ke arah SCBD. Setelah foto-foto sebentar, saya teringat tentang Sedjuk Bakmi dan Kopi di Tulodong.

Yah maaf, lagi gowes ingatnya malah makan ya. Sungguh jangan ditiru.

Dengan bantuan google map, kami tiba sekitar jam 8.30 pagi. Tempat makan yang berada di dalam sebuah gang ini memang cocok untuk para pesepeda. Kalau naik mobil, susah parkirnya.

Bener-bener mojok deh ini Sedjuk Tulodong

Kami langsung diberi kursi bakso untuk menunggu, tentu saja kami masuk sebagai anggota team waiting list. Tapi para pesepada enggak akan lama kok makannya, karena matahari pagi yang terus menyengat.

Alhamdulillah dapat duduk di outdoor dan mojok berdua. Eh bersama sepeda yang parkir di sekeliling tempat duduk kami denk!

Menunggu bersama minuman


Sepedahan sebentar, tapi makan banyak:D

Saya memesan Bakmi Shirataki Ayam Oven Original, namanya juga shirataki, pasti ada harga yang harus dibayar. Tapi rasanya enak, terutama yang khas adalah ayam oven-nya. Harga satu mangkok sekitar Rp 50 ribu, cek aja harga terkininya ya.

Seketika Bakmi Shirataki Sedjuk menjadi favorit saya!

Downside-nya? Lama nunggu pesanan datang

Walau tampak plain, tapi ini enak :)

Perkenalan dengan Sedjuk Bakmi dan Kopi Tulodong, membawa kami akrab dengan Sedjuk cabang Cinere dan tentu saja cabang Sedjuk terdekat dari rumah: di Cikeas! Nantikan saya review keduanya di tesyasblog ya.

Setelah mengetahui cabang lain, ya udah bye Tulodong, sekali ini aja deh supaya enggak penasaran.

6 Maret 2021, Huawei Health mencatat: cycling 13,77km, calories burned 231 kcal. Untungnya Huawei enggak mencatat kalori yang masuk! Eh tapi kan shirataki kalorinya kecil (Hih! Itu minyaknya bund!).

Salam sehat selalu, ayo kita olahraga walau setelahnya makan bakmi shirataki:D


written on July 19, 2021

Follow our instagram account @tesyasblog for updates on our bike journey.


Next Post:
Gowes Ke Petak Enam Di Chandra Glodok


Previous Post:
Gowes ke Kota Tua Jakarta dan Pelabuhan Sunda Kelapa

2 comments:

  1. Wahhh rindunya menghirup bersihnya udara pagi, dilanjut bakmi sambil menyesap kopi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe iya Mba, calorie out tidak sebanding dengan calorie in:D

      Delete