This is the second part of my pilgrimage notes back in Feb 2003. You can read the first part here
4. Arafah..
Setelah 2 minggu di Mekkah, dalam keadaan Ihram, kami
meninggalkan Mekkah menuju Arafah. Alhamdulillah hanya
45 menit kami tiba di sana malam hari.
Kami tinggal di dalam tenda yang menyerupai tenda
tentara. Dari celah-celah tenda kami rasakan udara
dingin menusuk pada malam hari, dan sengatan matahari
di siang hari. Tapi bagaimanapun saya bersyukur karena
musim haji tahun ini cuaca sangat bersahabat. Suhu di
Arafah sekitar 25-30 derajat..padahal waktu ibu saya
pergi tahun '89, suhu mencapai 50 derajat dan memang
saat itu banyak sekali yang pingsan tidak kuat menahan
panas..Tenda hanya dialasi karpet tipis, dan
dibawahnya langsung pasir. Karena itu setiap orang
harus membawa tikar untuk alas tidur. Besarnya tikar
adalah besarnya ruang tidur setiap orang..Kami tinggal
satu tenda khusus rombongan Assalam berisi 95 orang...
WC nya yang berukuran 1m X 0,5 m sekarang sudah
permanen. Dibuat dari semen, dan ada atapnya.(menurut
kabar tahun2 sebelumnya WC masih sangat darurat dan
tidak beratap)..Hanya ada 40 WC, yang berisi closet
jongkok, kran air dan selang,..ke 40 WC (20 untuk pria
dan 20 untuk wanita)tsb dipergunakan untuk sekitar
1000 orang..jadi teman-teman bisa bayangkan bagaimana
kami harus antri bila ingin ke WC..jangan bermimpi
untuk mandi..buang air kecil pun sudah diketok-ketok
orang yang sedang antri di luar..
"Hajj is Arafah"...keberadaan jemaah haji di Arafah
dari bada duhur sampai dengan menjelang magrib adalah
suatu kewajiban. Tidak syah haji seseorang yang tidak
bisa wukuf di Arafah. Allah telah berjanji bahwa hanya
pada hari dan jam tsb, Allah beserta seluruh malaikat
akan turun ke Arafah, mengampuni semua dosa dan
mengabulkan semua permintaan jemaah haji yang sedang
wukuf..amiin..
Sholat Duhur dan Ashar kami jama taqdim, kemudian
setelah khotbah wukuf oleh kepala rombongan, kami
mulai mengucapkan istigfar. Sebetulnya istigfarnya
adlh yang biasa kita lantunkan setelah sholat, tapi
saat itu, saya merasakan Allah ada di depan saya,
melihat saya, dekat sekali..dan terbayang semua dosa
saya..terutama dosa saya terhadap kedua orang tua,
dosa suka melalaikan perintah Allah..malu sekali
rasanya saya waktu itu, malu terhadap Allah. Begitu
banyak karunia Allah pada saya tapi seringkali saya
melanggar perintah-Nya..kami mengucapkan seratus kali
istigfar, air mata terus mengalir..
Diteruskan dengan pembacaan 100 X surat Al Ikhlas
sebagai pengakuan kami bahwa hanya ada satu Allah,
Allah tempat meminta, tidak mempunyai anak dan tidak
ada sesuatupun yang menyamai-Nya..kemudian dianjutkan
pembacaan sholawat, dan doa-doa lainnya. Sampai
akhirnya kami diberi kesempatan membaca doa
pribadi..disana doa yang teman-teman tulis di agenda
Bank Jabar saya, saya bacakan satu persatu..permintaan
teman-teman segera mendapat jodo..dan segera dipanggil
ke tanah suci, dsb..mudah-mudahan permintaan kita
semua segera dikabulkan.
Pengalaman wukuf adalah yang paling berkesan untuk
saya selama 40 hari di tanah suci.
Semenjak kami datang yaitu 2 minggu sebelum hari
wukuf, kami terus diingatkan untuk menjaga kondisi
agar fit di saat wukuf. Bahkan dokter kloter yang
terkenal jutek, selalu menyarankan kami dengan nada
tinggi untuk mengurangi solat fardu ke Masjidil Haram,
ia mengatakan "Di Arafah itu perjuangan hidup dan
mati!" Tapi setelah berada 1 hari 1 malam di sana,
saya merasakan nikmat luar biasa dan timbul rasa
takabur "Ah, kan di Arafah gpp, kok orang2 heboh amat?"
Ternyata Allah menentukan lain...Ia menguji kami semua
di Mudzalifah...
~to be continued~
posted on August 17, 2012
Next Post:
Catatan Perjalanan Haji Part 3
Previous Post:
Catatan Perjalanan Haji Part 1
No comments:
Post a Comment