Setelah menempuh perjalanan dengan bus dari kota Takayama ke Osaka selama kurang lebih 5,5 jam, kami pun tiba di depan Osaka Station. Bus berhenti beberapa kali di tempat istirahat, kami selalu menyempatkan turun untuk toilet break, ataupun membeli snack dan minuman. Sehingga perjalanan panjang itu tidak terasa melelahkan.
Buktinya, tiba di Osaka sekitar jam 7 malam, kami ber-17 langsung merasa fresh kembali, tidak lain adalah karena it was about time for shopping! Yeay!! Rombongan terpisah menjadi beberapa group kecil, tapi kebanyakan memang melanjutkan belanja di Shinsaibashi.
Walau kecewa karena Anello Flagship Store di Shinsaibashi sudah tutup dan kehabisan Pablo cheesecake, namun acara belanja tetap seru, diselingi dengan foto di Glico Man dan dinner takoyaki.
Gerai Takoyaki yang tidak jauh dari Starbucks Tsutaya
|
Toko pertama yang kami datangi adalah 3 Coins, tempat yang menjual souvenirs dan perlengkapan rumah tangga yang lucu-lucu ini terletak tidak jauh dari toko sepatu ABC Mart dan Disney Store. Jadi kami pun janjian untuk saling bertemu di depan 3 Coins jika terpisah dari rombongan.
Seperti biasa Shinsaibashi sangat ramai, kami sering sekali kehilangan teman yang masuk ke salah satu toko. Memang Shinsaibashi ini penuh godaan!
Rombongan yang menunggu teman-teman yang terpisah |
Disney Store di Shinsaibashi |
Saya tergoda oleh sebuah toko mungil yang harum karena sedang memproduksi mini waffles. Saya masuk ke dalam, dan melihat deretan waffels berbagai rasa. Saya lupa nama tokonya, yang pasti tidak jauh dari 3 Coins.
Dengan waffle hangat di tangan, udara Osaka sekitar 7 derajat malam itu bahkan sempat turun salju, bisa saya tahan:D
Bingung deh milih yang mana... |
Akhirnya saya memilih Almond Waffle |
Kegiatan selanjutnya adalah mencari makan malam, dari awal kami sudah berniat ingin mencoba Takoyaki. Tapi saya tidak tahu dimana Takoyaki yang katanya sangat terkenal dan memiliki antrean yang Panjang itu.
Akhirnya kami memilih satu stall yang ramai, dan tidak menjual menu pork. Satu dus berisi 10 pieces, menu besar ini kami share berdua supaya bisa mencoba makanan yang lain.
Saat antre Takoyaki, sebetulnya kami tergiur dengan restoran sushi yang "eye catching" berlokasi tepat di seberang stall Takoyaki yang kami pilih. Namun antrean yang panjang membatalkan rencana kami. Tapi sejujurnya sih membuat penasaran. Maybe next time?:p
Kami makan malam di bangku-bangku yang ada di Shinsaibashi, di tengah kerumunan orang dan tentunya belanjaan para mommies:D
Karena saya lihat teman-teman tangannya sudah penuh dengan kantong belanja, saya pun minta diantar ke Starbucks, giliran saya donk yang belanja! Hahaha.. Antrean Starbucks sangat panjang malam itu. Namun karena tersedia beberapa kasir, tidak lama menunggu saya pun sudah mendapatkan giliran untuk membayar.
Sekitar jam 9.30 malam, kami memutuskan untuk kembali ke hotel. Tapi kami sempatkan foto di Glico Man. Awalnya foto sendiri, lalu tentunya foto bersama. Saat sedang sibuk mengatur kamera untuk selfie, seseorang menghampiri kami. Dari bahasa tubuhnya sih sepertinya ia menawarkan kami untuk difoto.
Setelah diambil foto, kami ucapkan terimakasih dan berlalu begitu saja. Kami sibuk melihat hasil foto kami. Eeeh ternyata ia dan teman-temannya minta tolong untuk difoto juga. Hahaha.. Untung kami akhirnya paham dan sempat mengambilkan foto untuk mereka.
Kami kembali ke Shinsaibashi untuk mengambil koper yang kami simpan di stasiun. Semua "Dilan": Dilandakerempongan hahaha.. Bagaimana tidak, dengan bawaan yang banyak itu, sungguh stasiun keretanya tidak bersahabat. Lift-nya sedang rusak, alhasil kami harus turun menggunakan tangga dengan koper, backpack dan kantong belanja yang belum kami bereskan.
Kami lalu naik kereta menuju hotel kamiaitu Shin Imamiya, yang berada di Dobutsuen-mae station.
Saat di dalam kereta, Cicha dari @Tripirit mengabari saya, bahwa ada tiga kamar yang tidak siap karena sedang proses renovasi. Tiga orang akan dipindahkan ke hotel lain. Akhirnya saya, Uchiet dan Nova pindah hotel malam itu ke Hotel Links.
Akhirnya kami memilih satu stall yang ramai, dan tidak menjual menu pork. Satu dus berisi 10 pieces, menu besar ini kami share berdua supaya bisa mencoba makanan yang lain.
Takoyaki panas dengan ukuran yang besar :) |
Takoyaki in the making |
Saat antre Takoyaki, sebetulnya kami tergiur dengan restoran sushi yang "eye catching" berlokasi tepat di seberang stall Takoyaki yang kami pilih. Namun antrean yang panjang membatalkan rencana kami. Tapi sejujurnya sih membuat penasaran. Maybe next time?:p
Aneh-aneh ya toko di Shinsaibashi |
Sepanjang ini antreannya... |
Kami makan malam di bangku-bangku yang ada di Shinsaibashi, di tengah kerumunan orang dan tentunya belanjaan para mommies:D
Iin, Uniek dan Padmi, sambil makan
menunggu barang milik teman-teman
|
Karena saya lihat teman-teman tangannya sudah penuh dengan kantong belanja, saya pun minta diantar ke Starbucks, giliran saya donk yang belanja! Hahaha.. Antrean Starbucks sangat panjang malam itu. Namun karena tersedia beberapa kasir, tidak lama menunggu saya pun sudah mendapatkan giliran untuk membayar.
Starbucks di Shinsaibashi ini memang selalu ramai |
Ini semua pesanan kok, bukan koleksi saya:D |
Teman-teman yang menunggu di luar, entah apa yang dibahas, serius betul… |
Sekitar jam 9.30 malam, kami memutuskan untuk kembali ke hotel. Tapi kami sempatkan foto di Glico Man. Awalnya foto sendiri, lalu tentunya foto bersama. Saat sedang sibuk mengatur kamera untuk selfie, seseorang menghampiri kami. Dari bahasa tubuhnya sih sepertinya ia menawarkan kami untuk difoto.
Setelah diambil foto, kami ucapkan terimakasih dan berlalu begitu saja. Kami sibuk melihat hasil foto kami. Eeeh ternyata ia dan teman-temannya minta tolong untuk difoto juga. Hahaha.. Untung kami akhirnya paham dan sempat mengambilkan foto untuk mereka.
Senyum ceria Iin, padahal tampang Glico Man
cool gitu, harusnya loh In:D
|
Our group picture |
Kami kembali ke Shinsaibashi untuk mengambil koper yang kami simpan di stasiun. Semua "Dilan": Dilandakerempongan hahaha.. Bagaimana tidak, dengan bawaan yang banyak itu, sungguh stasiun keretanya tidak bersahabat. Lift-nya sedang rusak, alhasil kami harus turun menggunakan tangga dengan koper, backpack dan kantong belanja yang belum kami bereskan.
Kami lalu naik kereta menuju hotel kamiaitu Shin Imamiya, yang berada di Dobutsuen-mae station.
Siap-siap naik kereta kembali ke hotel |
Saat di dalam kereta, Cicha dari @Tripirit mengabari saya, bahwa ada tiga kamar yang tidak siap karena sedang proses renovasi. Tiga orang akan dipindahkan ke hotel lain. Akhirnya saya, Uchiet dan Nova pindah hotel malam itu ke Hotel Links.
Malam itu adalah malam terakhir kami di Osaka, sehingga walaupun sudah ngantuk, kami keluar lagi menuju Don Quijote yang buka 24 jam, dan berlokasi hanya beberapa meter dari hotel kami. OMG! Kata Cicha, kami memang dipilihkan hotel dekat Don Quijote agar bisa puas belanja :)
Don Quijote di dekat stasiun Dobutsuen-Mae |
Kami keluar dari hotel sekitar jam 11.30 malam, dari rencana awal belanja di Don Quijote, kami mampir dulu di sebuah "standing bar" berupa kios kecil alias "warung" yang menawarkan self cook takoyaki.
Kami masuk ke dalam warung tersebut yang meriah dengan snack yang digantung, sama ternyata dengan warung di Indonesia. Ada dua orang Ibu paruh baya di sana yang sedang masak takoyaki. What... hampir jam 12 malam? Kami pun ikut bergabung, seolah tidak mau kalah dengan yang lebih senior:D
Udara yang dingin menusuk kulit malam itu, memang cocok untuk menyantap takoyaki panas yang kami buat sendiri. Apalagi di tengah hangatnya warga lokal Osaka yang mejadi teman baru kami.
Uchiet dan Nova yang sibuk memasak dibantu oleh pemilik warung |
Dikasih minum gratis ya, Uchiet?:D |
Sekitar jam 2 malam (iya betul jam 2 malam!), kami kembali ke hotel dengan kantong belanja warna kuning milik Don Quijote. Nova dan Uchiet langsung ke kamar, sedangkan saya beres-beres dulu di lobi karena kamar yang sempit tidak memungkinkan kami untuk "bongkar muat" barang di kamar.
***
To be continued.
Our trip was arranged and organized by @tripirit. Visit their instagram account for their open trip, of if you wish to have a customized trip like ours
Written on May 31, 2018
Follow our Instagram: @tesyasblog
Jadi kangeeeen..huhuhuhuðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeleteI miss you too, Utet :)
Delete