4D3N Mommies Day Out Trip Jepang Dengan @Tripirit: Day 3 Menikmati Keindahan Desa Salju Shirakawago


Akhirnya, tulisan mengenai Mommies Day Out Trip ke Jepang dengan @tripirit saya lanjutkan. Teman-teman sudah baca kan tulisan pertama dan kedua sebelumnya? Entah mengapa saya berhenti di tulisan kedua, padahal tulisan ketiga ini bisa dikatakan highlight dari perjalanan kami.

Bagaimana tidak, kami akhirnya melihat salju di salah satu tempat terindah di Jepang, yaitu sebuah desa bernama Shirakawago. Perjalanan panjang dengan bus dari Kyoto ke Takayama, dan pengalaman menarik koper dari stasiun ke J-Hoppers Hostel melewati jalanan bersalju di malam hari, terbayar lunas saat kami melihat hamparan salju begitu indah di Shirakawago.

A morning view at Shirakawago



Pagi Hari Di Takayama

Sebelum tidur, saya memeriksa kondisi cuaca untuk esok hari. Dan betapa bahagianya saat melihat bahwa perkiraan cuaca  adalah hujan salju sekitar jam 7 pagi :) Perkiraan cuaca di Jepang memang akurat, pagi hari berikutnya kami melihat hujan salju turun dari kaca kamar hostel!

Para mommies pun langsung turun ke lobi dan mengenakan sepatu boots untuk kemudian foto-foto di jalan! Yaaa... kapan lagi kan? Saya dan sebagian teman-teman membeli bekal di Seven Eleven terdekat. Pagi itu kota Takayama sangat indah dipenuhi salju. Kami semakin tidak sabar untuk segera tiba di Shirakawago.


Dengan payung dan boots pinjaman dari J-Hoppers Hostel
Alisa dan Ira seperti anak sekolah ya?:D
Jalanan di sekitar J-Hoppers Takayama


Tepat jam 8, bus sudah berada di seberang hostel. Kami pun diminta naik bus setelah sebelumnya meminjam boots khusus salju milik J-Hoppers. Wah untung saja ada ukuran yang cukup, kalau tidak sepatu boots suede H&M saya pasti basah menerjang tebalnya salju di Shirakawago.

Pagi itu yang mengikuti tour dari J-Hoppers sekitar 25 orang, dimana 17 orang adalah rombongan kami. Itu sebabnya, bus sampai menjemput kami ke hostel. Padahal kami sudah siap untuk jalan ke terminal bus terdekat.

Bus yang menjemput kami
Saat saya melihat keluar jendela bus, tempat parkir mobil sudah setinggi ini saljunya!


Di dalam bus, berkali-kali kami diingatkan untuk memperhatikan waktu, karena kami hanya diberi dua jam untuk explore Shirakawago. Sayang sekali waktunya pendek, karena sekitar jam 13.30, kami sudah harus naik bus kembali ke Osaka.

Tour guide juga menjelaskan sekilas mengenai Shirakawago, dimana kami akan parkir, dan rute mana yang kami harus ambil. Sebetulnya sewaktu di bus saya sempat lihat dengan seksama peta Shirakawago yang dibagikan, serta mendengarkan penjelasan dari tour guide. Namun begitu melihat keindahan di Shirakawago, lupa semuanya (: Kami asyik mengambil gambar, yah bagaimana lagi, semua pojok rasanya sayang untuk tidak diabadikan!


Tiba di Shirakawago Pagi Hari

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam dari kota Takayama ke Shirakawago, kami pun tiba di tempat parkir bus dan disambut pemandangan seperti di film Frozen. Kami harus menyeberang ke desa Shirakawago melewati jembatan yang licin karena tertutup salju.

Waktu kami tiba jam 9 pagi, kondisi jembatan masih kosong. Namun saat pulang kembali ke bus sekitar jam 11, sulit sekali untuk berjalan di jembatan dengan kondisi yang penuh sesak dan semakin licin.

Saya sarankan teman-teman untuk tiba di Shirakawago pagi hari, agar bisa menikmati desa ini dengan lebih nyaman.


Tempat parkir bus, terdapat Information Center dan toilet di sini
Suspension bridge yang harus kami lewati 
Jam 11AM: Semua turis berdatangan, di saat kami akan kembali ke bus



Shirakawago, A Dream Come True

Kami berjalan dengan tantangan hujan salju yang terus turun dan membuat gundukan salju semakin tinggi. Rombongan kami pun terpecah-pecah, saya Bersama beberapa teman berhenti di sebuah spot cantik, rumah pertama yang kami lihat di sebuah jalan desa.



Nungky, sedang melihat rumah cantik ini


Entah apa arti dari tulisan di depan rumah ini, yang pasti pengunjung diperbolehkan masuk

Saya penasaran sebetulnya ini apa, kolam atau sawah ya?






Tentu saja kami juga foto-foto dengan gaya "makan salju" dan jumping. Kalau saya tetap memilih bergaya dengan payung ungu:D

Uchiet lagi mamam salju:D

Akhirnya berhasil ya, Ra!

Picture was taken by Padmi



Kami masuk ke salah satu rumah penduduk yang memang terbuka untuk pengunjung. Ada tiket yang harus kami bayar, namun saya sudah lupa berapa. Karena penasaran, kami pun masuk untuk menghangatkan badan. 

Semua pengunjung harus melepas boots sebelum masuk ke rumah. Tidak lupa kami juga membersihkan salju yang menempel di jacket tebal yang kami kenakan dengan alat khusus yang tersedia di pintu masuk.

Pengunjung diperbolehkan naik sampai dengan lantai 3 untuk melihat pemandangan dari jendela ke arah desa. Sejauh mata memandang, putih semua, Subhanalloh :)


Saat kedinginan, melepas boots pun menjadi sulit (:
Serasa pramuka, di depan api unggun
Dari balik jendela

Iin dan Alisa di depan rumah yang bias dikunjungi di Shirakawago


Setelah menghangatkan badan, kami pun keluar dan menuju souvenir shop terdekat untuk membeli kenang-kenangan. Saya membeli gambar rumah Shirakawago pada sehelai kain. Niatnya sih ingin dipajang di rumah, namun sampai sekarang masih terlipat rapi di lemari hehe..

Toko souvenir pertama yang kami jumpai


Perjalanan kami teruskan karena waktu semakin medekati batas akhir yaitu jam 11. Semakin lama berada di bawah guyuran hujan salju, rumah-rumah yang ada di sana semakin tertutup salju tebal.

It was so beautiful and serene.

Seperti di dreamland :)

Atap rumah yang tertutup salju tebal

Dengan bekal Starbucks yang saya beli di Seven Eleven



Kami akhirnya berjalan menuju ke meeting point, tempat dimana bus kami menunggu. Sebelum menemukan jembatan pertama yang kami lalui saat datang, kami tiba-tiba berada di sebuah jalan raya yang dilewati mobil.

Mungkin ini adalah area bisnis nya Shirakawago, karena di jalan ini kami menemukan restoran dan toko souvenir yang lebih besar.

Tiba di sebuah jalan raya

Souvenir shop terbesar yang saya lihat di Shirakawago


Walaupun hanya dua jam di Shirakawago, namun kami puas menikmati indahnya desa ini. Rasanya memang betul bahwa "the best time to visit Shirakawago" adalah waktu musim dingin.

Kaki saya sudah beku di dalam boots karet dan kaos kaki yang basah. Walaupun sedih berpisah dengan Shirakawago, namun bahagia rasanya bisa merasakan heater di dalam bus.

Bye for now Shirakawago, I hope to see you again someday :)

***

To be continued.



Our trip was arranged and organized by @tripirit. Visit their instagram account for their open trip, of if you wish to have a customized trip like ours




Written on May 28, 2018
Follow our Instagram: @tesyasblog





Previous Post:



2 comments:

  1. Revy Pankoulus28/5/18 12:08 PM

    langsung meluncur baca ini abs liat stories hahaha, never failed! selalu seru mba hehe

    ReplyDelete