Hari itu, sebetulnya tidak ada rencana ke Petak Enam di Chandra Glodok. Kami parkir di Cilandak Town Square (Citos), lalu mulai gowes dengan rute: dari Citos belok kiri ke Jalan Pangeran Antasari, Blok M, Sudirman, Thamrin, dan sampailah di Glodok hahaha. Isengnya sungguh terlalu, dari Jakarta Selatan ke Utara!
Ceritanya sih dalam rangka mencoba sepeda Ebike United Series yang baru saya beli, makanya berani deh agak jauh gowesnya. Karena sudah di Glodok, saya mengajak mr.husband ke Petak Enam di Chandra.
Mejeng dulu bersama dua sepeda ungu |
Tempat ini saya ketahui dari Instagram, gedung tua ini disulap menjadi tempat wisata kuliner. Baru buka di awal tahun 2021, seingat saya mendekati imlek.
Saya berkunjung pagi hari agar tidak terlalu ramai. Yah konsekuensinya masih banyak yang tutup!
Tapi sebelum ke Petak Enam di Chandra, kami mampir dulu ke kedai kopi legendaris.
Kopi Es Tak Kie
Dari arah Thamrin, kami terus bersepeda melewati Pantjoran Tea, lalu belok kiri ke jalan kecil. Di jalan kecil tersebut kami tersesat: belok kiri ke pasar, dan belok kanan ke sebuah area parkir.
Seolah tau apa yang kami cari, seorang Bapak memberi pencerahan,
"Kopi Es Tak Kie di gang itu Bu"
Saya melihat gang yang ditunjuk adalah pasar. Lalu saya bertanya,
"Bisa bawa sepeda ke dalam pasar?"
Bapak tersebut menjawab, "Bisa".
Sayang kami tidak sempat foto keadaan pasar, suasananya enggak enak sih: para pedagang melihat kami berdua jalan dengan "menuntun" sepeda (ih GR banget diliatin ya.. hahaha). Tapi betulan enggak enak, jadi kalau berpapasan mata dengan pedagang, saya tersenyum, lalu lupa: Kan pakai masker! Hadeh...
Sampai ujung gang pasar, saya tidak melihat kedai kopi, tapi kata mr.husband, "Itu tadi di kiri". Heh? Ini hal yang jarang terjadi, biasanya saya tidak terlewat kalau ada tempat ngopi.
Akhirnya saya tunggu di luar pasar bersama sepeda mr.husband. Saat kembali, ia membawa oleh-oleh berupa foto dan Kopi Es Tak Kie.
Tempatnya nyempil di dalam pasar |
"Es kopinya gini doank" kata mr.husband sambil menyerahkan sebuah plastik. Saya bingung, lah enggak instgrammable donk kalau di foto! Untuk apa saya jauh jauh dari Citos hanya mendapatkan sebuah plastik? Hahaha.
Ya sudahlah, saya cantolkan plastik di sepeda, dan kami lanjut menuju Petak Enam di Chandra.
Saya dan Kopi Es Tak Kie di plastik |
Sepeda Boleh Dibawa Masuk ke Petak Enam di Chandra, Glodok
Tiba di sana, kami bertanya kepada seorang petugas security, dimana tempat parkir sepeda. Kata Bapaknya, "Bawa ke dalam saja Bu" Wah dalam hati saya girang, bisa jadi properti foto donk:D
Pagi itu masih sepi, satu kelompok pesepeda sedang foto di tangga, selain mereka dan kami, hanya ada petugas kebersihan. Tapi jangan salah sih, sesaat kemudian geng sepeda yang lain mulai berdatangan.
Enak kalau pagi masih sepi |
Kopi Noensa di Petak Enam di Chandra, Glodok
Merupakan group Kopi Soe, tapi di Petak Enam, kedainya lucu banget. Di bagian luar, ada bangku menyerupai tumpukan buku-buku.
Eksterior-nya unik |
Saya hanya foto dari luar saja, jangan lupa saya kan sudah punya es kopi di plastik! Jadi tidak mampir membeli kopi di Kopi Soe Noeansa.
Lain waktu berkunjung lagi untuk mencoba Kopi Soe Noensa |
Makan Apa di Petak Enam?
Ada banyak gerai makanan di sini (both halal dan non halal), dengan catatan kalau sudah buka. Di lantai satu ada laksa Singapura, roti bakar, bahkan di lantai dua nya lebih lengkap lagi.
Ini daftar tempat makan di lantai 2 |
Akhirnya kami memesan cakue, karena menurut kami Kopi Es Tak Kie cocok dengan cakue. Pastikan saldo Ovo cukup, karena pembayaran cashless.
Sarapan kami pagi itu di Petak Enam di Chandra |
Kami memesan cakue di sini |
Kalau mau bubur, Kedai Tjan ini juga sudah buka saat kami tiba.
Kedai Tjan di Petak Enam di Chandra |
By the way, kami duduk di dekat tempat Laksa Singapura, dan berharap segera buka. Ternyata baru buka setelah perut kami terisi penuh cakue. Yah, semoga bisa mencoba lain waktu.
Nanti kita gowes lagi untuk laksa |
***
Huawei Health hari itu 26 Mei 2021 mencatat: cycling 40.22 km, 573 calories burned. Lalu masuklah es kopi manis, tapi saya kan minum berdua mr.husband. Alasan memang selalu ada.
Eh lupa, kalori cakue juga besar ya. Aaah, sudahlah.
Perjalanan pulang ke Citos terasa lama karena sudah mulai panas. Lain kali kalau ke Glodok, parkirnya yang lebih dekat saja, mungkin di SCBD paling pas secara jarak.
Salam sehat selalu!
written on July 20, 2021
Follow our instagram account @tesyasblog for updates on our bike journey.
No comments:
Post a Comment