Sudah saya ceritakan pada posting sebelumnya, bahwa tujuan #weekenddijepang kami adalah untuk mengejar mimpi melihat Kyoto ditutupi salju. Dari awal Januari, kami pantau IG mengenai Kyoto, dan deg-deg-an melihat Kyoto betulan tertutup salju pada pertengahan Januari 2017. Akankah kami beruntung melihat Kyoto bersalju?
Mendekati hari keberangkatan, tidak ada tanda-tanda kota Kyoto bersalju, kecuali di daerah utara. Kemudian mr.husband melihat di IG mengenai Kifune Shrine yang heits dengan tangga tertutup saljunya. Silahkan klik deh link-nya, keren pake banget!
Demi kesuksesan mencari salju di Kyoto, kami pun memasukan Kifune Shrine ke dalam itinerary. Yang pada akhirnya merupakan highlight dari kunjungan kami ke Jepang pada bulan Januari 2017.
Kami harus berjalan melalui jalan berbukit yang dipenuhi salju selama 20 menit, karena bus sudah tidak beroperasi. Hingga akhirnya kami tiba di bawah tangga Kifune Shrine yang walaupun tidak terlalu tebal tertutup salju, namun tetap terlihat syahdu menjelang malam hari.
Our walk from the station paid off with this view |
From Kyoto to Kibune
Kota Kibune merupakan kota kecil yang terkenal dengan hutan dan Kifune Shrine. Konon kabarnya, seorang dewa berlayar dari Osaka ke Kibune, dan membuat Kifune Shrine pada ujung perjalanannya.
Daerah ini pernah kami kunjungi saat mengajak anak-anak kami mencoba mandi di Kurama Onsen. Yang belum baca, silahkan klik link ini. Kibune terletak satu station sebelum Kurama.
Orang lokal maupun wisatawan banyak berhenti di Kibune untuk hiking dari Kibune ke Kurama pada musim panas hingga musim dingin tiba. Semoga saja suatu saat jalur hiking ini bisa kami coba. Tapi absolutely not in winter.
Kurang lebih waktu yang dibutuhkan dari Gion ke Kibune adalah sekitar satu jam. Kami naik kereta dari Gion ke Demachiyanagi Station. Lalu naik Eizan Railway dan turun di Kibuneguchi Station.
I loved the view of villages in Japan! Dan kalau teman-teman ke daerah Kyoto utara ini, pemandangan dari keretanya cakep banget deh :)
Mendekati Kibune, di kanan-kiri kami mulai melihat salju. Dan semakin tebal terlihat saat mendekati stasiun.
Off from the train to the snowy mountain |
From Kibuneguchi Station to Kifune Shrine
Hasil riset sebelum berkunjung ke Kifune Shrine, kayanya gampang sekali untuk tiba di Kifune Shrine. Hanya tinggal turun dari kereta, dan naik bus 33. Tapi ya begitulah namanya traveling, sudah dilakukan riset pun selalu ada yang terlewat. Kali ini, kami terlewat melihat jadwal bus! Hahaha..
"Bentar Ne, pasang sarung tangan dulu" seru saya menahan langkah mr.husband yang sudah siap berjalan ke arah bus. Gila dinginnya menusuk kulit! Jadi saya harus pasang sarung tangan tebal dulu.
Kami memang melihat sebuah bus berwarna coklat, namun tidak terlihat seperti bus umum di Kyoto. Tidak juga ada tulisan 33, tapi kami tetap bertanya kepada Pak Supir, setelah mengetuk kaca bus.
"Excuse me, we are looking for bus to Kifune Jinja" tanya saya. Bapak yang sudah lumayan tua ini rasanya mengerti pertanyaan saya, ia menjawab, "Bus end-to! Sorry.." Ohh ternyata bus nya sudah "end", tidak ada jadwal lagi. Lalu saya pun berpandangan dengan mr.husband.
"Jalan kakinya jauh loh 30 menit.." begitu kata mr.husband. Tapi saya tetap pada pendirian untuk jalan kaki ke Kifune Shrine. We were that close anyway.
Dan akhirnya kami berjalan kaki, entah berapa dinginnya suhu saat itu, tapi kami happy sekali. Jalanan kosong, hanya sesekali mobil lewat. Mr.husband bisa puas foto-foto, dan ijinkan saya memposting beberapa foto keren dari perjalanan kami ke Kifune Shrine di sini.
The empty road |
The river was covered by snow |
Our stunning view |
In the summer you can eat at this area |
All the restaurants were closed |
Photo Session at Kifune Shrine
Setelah jalan kaki yang rasanya kok enggak selesai-selesai itu, we finally made it to the tori gate of Kifune Shrine. My heart beats harder everytime I checked one new place on my bucketlist.
Welcome to Kifune Shrine |
Para photographer berkumpul di kaki tangga dan asyik mengambil gambar. Ohya, jika turun salju, akan ada illumination di Kifune Shrine. Sayangnya sore itu tidak turun salju. Sehingga tidak ada pengumuman resmi di FB Kifune Jinja mengenai illumination. Biasanya pengumuman di post di FB jam 3 sore.
Tapi walaupun tidak ada illumination, tempat ini memang sangat cantik tertutup salju. Kami juga sempat meminta salah satu photographer yang memiliki kamera keren untuk mengambil gambar dengan kamera kami. Dan hasilnya, memang beda angle-nya seorang photographer profesional sih :)
The stairs which lead to the main hall |
The stairs, the snow and the photographers |
Another "post-wedding" picture |
Kami juga sempat naik ke atas dan melihat area main hall. Hanya tinggal beberapa wisatawan saja di atas, semua sibuk di bawah foto tangga.
Wash your hand and mouth before entering a shrine |
The main hall, but we didn't go inside |
"Tes, coba kamu berdiri di sini, kita foto ke bawah" pinta mr.husband. Saya agak sungkan mengingat para photographer di bawah itu pasti terganggu melihat penampakan saya dari bawah. Aah, tapi kapan lagi hehehe... Saya pun pose sebentar...
I wish there were more snow that day |
Going Back to Kibuneguchi Station
Setelah puas foto-foto, saya pun mengajak mr.husband pulang, tepatnya sih untuk mencari toilet. Dan rasanya bahagia banget melihat toilet yang buka di parkiran mobil yang tertutup salju! Hahahha...
Setelah toilet break, kami pun jalan kembali di kegelapan malam menuju station.
The toilet |
Walking in the darkness |
The effort was well worth it. If you visit Kyoto during winter, I recommend spending a half day visiting Kifune Shrine.
Waiting for the train to go back to Kyoto |
Until we meet again, Kibune! |
written on March 4, 2017
Follow our IG account: @tesyasblog
Like our FB fanpage: Tesyasblog
Watch our video on youtube: tesyasvlog
Previous Post:
mbak Tesya gara2 lihat foto-2 di sini makin bertekad pengen ke Kyoto..
ReplyDeleteKyoto tanpa salju aja udah begitu cantik dengan kekunoannya yang masih terpelihara
apalagi diselubungi salju begini
trims sharingnya mbak
Sama sama Mbak, pergi deh kesana bulan Feb gitu, mudah2an pas turun salju ya.
DeleteSeru juga kalau tour malam ya mba.
ReplyDeleteHahaha iya seru dan gelap yang pastinya sih ya Kak:D
DeleteSayang kemarin pas aku ksana kyoto udh bersih.. Itulah kenapa aku slalu milih pas winter kalo traveling mba, rasanya kalo ketemu salju itu senengggg banget :D. Next aku pgn rasain kalo perginya januari ah..
ReplyDeleteHahahha asik Januari pas Kyoto snowing yah..
DeleteMbak...bus dr stasiun tidak ada karena sudah kesorean atau memang tidak beroperasi saat winter? Jazakillaj
ReplyDeleteKarena udah kesorean Mas..
DeleteMba tesya mau tanya apa setiap winter di daerah kibune ini pasti ada salju ya? Winter di jepang desember sampai maret bukan? Thanks sebelumnya
ReplyDeleteMba tesya didaerah kibune pasti ada salju ya kalo winter? Desember sampai maret?
ReplyDeleteDesember sih mungkin belum ada Mas Rio. Di Jan akhir gitu sd Feb.
DeleteMba, balik ke kyoto dari kifune, trainnya tetap.masih ada?, jam pulang mba tesya jam brp itu gelap2an?. Tempat2 makanx banyak? Terima kasib tulisannya sgt mmbantu
ReplyDeleteHai Mba, kita pulang jam 6 sore, train masih ada kok. Tempat makan banyak pas udah sampe ke Kyoto lagi aja Mba hehe..
Deletekemarin berangkat ke kibune jam brp mba? last train jam brp ya?
ReplyDeleteJam 3 an dari Kyoto. Wah aku ga tau last train nya, tapi kita jam 7 malam pulang masih ada.
Delete