Sepedahan ke Coffeeshop: Bendino Cafea & Kopi Writer

 

Pertamakali melihat coffeeshop cakep bernama Bendino Cafea di instagram, langsung ingin mampir. Coffeeshop sederhana ini menawarkan suasana seperti coffeeshop di Paris. Hahaha, ya "halu" kan boleh ya! Apa daya baru buka jam 8 pagi, hari Minggu pun tutup.  

Menurut saya idealnya tempat ngopi untuk para pesepeda itu buka jam 7 pagi, jadi pas pulang dari coffeeshop, masih belum terlalu panas. Tapi kali itu niat banget, dari Bintaro kami gowes dulu ke Senayan City lalu kembali lagi. Supaya pas tiba di Bendino Cafea jam 8 pagi.

Dua sepeda pertama yang tiba di Bendino Cafea

Bendino Cafea

Lokasinya di dekat Jalan Veteran, Bintaro, masuk ke sebuah jalan kecil. Tidak tersedia banyak kursi, baik di area dalam maupun luar, tapi berada di Bendino Cafea memang menyenangkan.

"Ngopi Sabendino" artinya ngopi setiap hari, menjadi inspirasi dari nama coffeshop ini.

Masuk dari jalan besar, ke sebuah gang kecil

Tempat duduk di area luar

Bagian dalam Bendino Cafea


Kami memesan dua Ice Americano dan satu porsi siomay. Kopinya enak dan siomaynya istimewa. Cobain deh kalau mampir ke sini. Ohya, mungkin karena dekat kampus, harga kopi dan makanannya sangat terjangkau.


Siomaynya lumayan besar, jadi kami makan berdua saja


Setelah puas foto-foto dan kenyang makan siomay, kami pun melanjutkan perjalanan pulang ke tempat parkir di Bintaro Avenue.


Kopi Writer Bintaro

Di perjalanan, saya minta mampir sebentar ke Kopi Writer yang memang kami lewati. Sebuah tempat kopi bertemakan "writer".

Pintu masuk yang unik dilengkapi dengan mesin tik

Menu disimpan di atas mesin tik ini


Tidak hanya di luar, di bagian dalam pun sangat terasa nuansa "writer" nya. Saat mr.husband memesan satu cup hot latte, saya pun foto-foto. Tepatnya menghitung ada berapa mesin tik di dalam coffeeshop:D

Di dekat kasir ada mesin tik

Di tembok juga ada, eh tapi Ide menempel mesin tik di tembok ini keren ya!

Dan di lemari ini pun ada mesin tik...

Selain kopi dan makanan, saya juga melihat ada beberapa kaos yang dijual dengan tulisan yang lucu.

Ya, enggak mudah juga sih:D


Karena matahari sudah panas, kami tidak lama di Kopi Writer. Setelah satu cup hot latte habis, kami kembali ke Bintaro Avenue, tempat kami parkir.

Tapi kunjungan ke Kopi Writer sangat berkesan, karena totalitas pemilik dalam memberikan suasana khas penulis di dalam coffeeshop-nya.

Tulisan unik di paper cup-nya

Bye, and see you again soon :)

***

7 November 2020, Huawei Health mencatat: Cycling 30,47 km dan calories burned 472. Yang Huawei tidak catat: rasa bahagia saya mengunjungi dua coffeeshop keren hehehe.

Salam sehat selalu!


written on July 22, 2021

Follow our instagram @tesyasblog for update on our bike journey


Next Post:
Gowes di Gunungkidul: Sawah Kerjo Ponjong & Waduk Beton


Previous Post:
Gowes di Alam Sutera (Alsut Loop)

6 comments:

  1. Halo mbak Tesya.. akhirnya ngeblog lagi ya :) welcome back mbak :) Bendino Cafea cakep banget dengan bata merahnya :)Lalu si Kopi Writer beda lagi modelny haha.. :) tempat kopi emang menjamur dimana-mana ya.. masing2 mengusung konsep kerennya sendiri :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak Messa, hahaha iya setelah sibuk bikin croffle ngapain lagi ya. Ah ngeblog lagi aja hahaha. Thank you udah komen, aku seneng akhirnya ada yang baca tulisanku lagi :D

      Delete
  2. You’re welcome mbak Tesya 😊😊 keep writing ya 😊

    ReplyDelete
  3. Kangen Bendino akutu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya same here...semoga ya keadaan segera membaik, jadi kita bisa ke Bendino lagi :)

      Delete