Itinerary Liburan ke Jepang 7 Hari 6 Malam: Osaka, Hiroshima, Kobe dan Kyoto


Tulisan ini berat untuk dimulai karena akan membuat saya kangen dengan libur lebaran saya dan mr.husband ke daerah Kansai dan Hiroshima:D Tapi untuk membuat rekap, menuliskan memori, dan siapa tau bisa memberikan inspirasi untuk teman-teman yang sedang merencanakan liburan ke Jepang, mari kita mulai :)

Kami baru membeli tiket sekitar bulan Maret 2018, untuk libur lebaran bulan Juni 2018. Proses pembelian tiket juga dimulai dengan minta ijin kepada kedua Kiddos dan orangtua saya di Bandung yang akan dititipkan Kiddos selama mereka libur lebaran. Alhamdulillah ijin kami dapatkan, tapi dengan tambahan permintaan dari Kiddos: mereka kalau ke Jepang ingin main salju lagi! Iya, aamiin ya Nak.

Kami kemudian membeli tiket Air Asia dengan rute Bandung-Osaka PP via Kuala Lumpur, yang manurut kami harganya masih masuk akal. Harga tiketnya PP Rp 6,5 juta, sementara itu tiket SQ saya intip harganya PP sekitar Rp 15 juta, berangkat dengan Silk Air dari Bandung, transit di Changi. Harga tiket melambung tinggi, karena kami pergi malam hari, pada lebaran day one.

Pada hari H, kami menerima sms pemberitahuan dari Air Asia bahwa connecting flight kami dari Kuala Lumpur mengalami keterlambatan 2 jam. Sehingga kami yang awalnya transit hanya 2 jam menjadi total 4 jam. Yah, belum apa-apa udah drama.

Alhamdulillah safely landed at Kansai Airport


Day 1: Tiba di Osaka dan Keliling Dengan Sepeda

Memang dari awal kepergian kami ke Jepang ini tujuannya untuk bike and coffee trip. Karena itu saya memilih hostel di Osaka yang menyediakan sepeda gratis. Google mempertemukan saya dengan Charin Co Hostel Osaka yang berkonsep Bike & Bed.

Walaupun harus berganti kereta dari bandara Osaka ke hostel, kami jalani saja, toh cuman pergi berdua. Jalan kaki dengan menggeret koper sejauh hampir 1 KM juga enggak masalah:D Tiba di hostel sekitar jam 3 sore, kami langsung  check-in, menyimpan baranh di kamar, sholat, lalu naik sepeda keliling kota.

Baca cerita lengkapnya disini ya: Cycling in Osaka & Places We Visited

Started our cycling in Osaka



Day 2: Akhirnya Mengunjungi Osaka Castle

Saya belum pernah ke castle di kota manapun di Jepang, dan Osaka Castle merupakan istana yang pertama saya kunjungi. Asyiknya, lokasi Osaka Castle ini tidak jauh dari Charin Co Hostel. 

Dan beruntung banget kami naik sepeda, kalau harus jalan kaki berkeliling Osaka castle dan taman sekitarnya, lumayan jauh.

Memasuki wilayah Osaka Castle


Sorenya kami naik kereta ke Kobe, kota kecil cantik yang sayang untuk dilewatkan. Kali ini kami mencoba jalan kaki menyusuri daerah Kitano setelah sebelumnya ke Kobe Mosque.

Kitano adalah "European Side of Kobe", bangunan dan suasananya sangat menyenangkan, kami sempat menunggu sore berganti malam di Starbucks yang berada di sebuah bangunan bersejarah.


Salah satu restoran bergaya Eropa di daerah Kitano, Kobe


Malamnya kami jalan kaki dari Kitano ke daerah Kobe Port dan menghabiskan malam disana hingga waktu untuk naik Willer overnight bus dari Kobe ke Hiroshima tiba. Lumayan lah ya hemat penginapan semalam dengan menginap di bus. Tempat duduknya juga nyaman, jadi esok harinya Alhamdulillah kami sehat walafiat. dan siap explore Hiroshima.


Kobe Port at night




Day 3: Terpesona Dengan Miyajima Island

Mr.husband adalah orang yang membuat rencana liburan yang semula hanya ke Osaka dan Kyoto, berubah menjadi adanya tambahan satu hari kunjungan ke Hiroshima. Di benak saya, Hiroshima hanya menawarkan bukti dari sebuah kota yang hancur karena bom. Namun ternyata Hirosihima adalah kota yang cantik dan memiliki the must visit Miyajima Island.

Itsukushima Shrine di Pulau Miyajima


Pulau yang ditempuh dengan ferry sekitar 15 menit dari Hiroshima ini sangat indah dan nyaman untuk dijelajah. Saya sudah menulis mengenai apa yang kami lakukan setengah hari di Miyajima Island. Silahkan baca di link ini ya: 
A Daytrip From Hiroshima to Miyajima Island.

Kami meneruskan perjalanan ke kota Hiroshima, mengunjungi Atomic Bom dan Hiroshima Peace Memorial Museum. Terus terang saya tidak kuat berlama-lama berada di museum tersebut. Karena banyak diperlihatkan foto dan barang-barang yang menjadi bukti ganasnya bom di Hiroshima.

Sore hari, kami berjalan kaki ke pusat kota Hiroshima untuk makan Okonomiyaki dan juga minum kopi di Obscura Coffee Roaster. Saat hari berganti malam, kami sudah siap-siap berada di tram untuk kembali ke JR Hiroshima Station.

Kembali kami menggunakan bus malam Willer Express dari Hiroshima ke Kyoto. Setelah melalui hari yang padat, begitu naik bus kami terlelap pulas. Esok harinya jam 6 pagi, kami tiba di depan Kyoto Station.


Ready to get on the bus from Hiroshima to Kyoto


Day 4: Back to Kyoto!


Tiba di Kyoto, kami langsung menuju Grids Hostel yang terletak di Karawamachi. Karena tiba pagi hari, kami belum bisa masuk kamar ataupun menggunakan shower room mereka. akhirnya kami hanya menggunakan toilet untuk ganti baju dan membersihkan badan.

Lalu kami berpisah, mr.husband kembali ke Kyoto Station untuk menuju daerah Biwako. Ia akan naik sepeda seharian, tentu saja saya menolak ikut hahaha. Rute yang ditempuh mencapai 80 km, jadi saya lebih baik stay di Kyoto dan keliing kota saja dengan naik bus:D

Mr.husband made it to Shirahige Shrine


Saya menghabiskan pagi hari di Starbucks Ninenzeka, yang merupakan cabang Starbucks pertama yang memiliki tatami. Sengaja saya datang pagi agar bisa duduk di atas tatami (FYI, tidak semua ruangan menggunakan tatami, ada juga yang kursi biasa). Strategi saya berhasil, tanpa antre, saya bisa duduk di ruang dengan tatami. Ih asli keren banget detail dari bangunan Starbucks Ninenzeka ini!

Starbucks Ninenzeka, a must visit


Siang hari, saya menjemput teman kantor di Kyoto Station, Ibu Rita dan keluarga, yang baru datang dari Tokyo. Kami langsung menggunakan bus dari Kyoto Station ke Hostel Grids Kawaramachi, lalu kami mencari jajanan di Nishiki Market yang lokasinya hanya beberapa meter saja dari Hostel Grids Kawaramachi.

Saya mengunjungi konter halal street food yang ada di Nishiki, dan favorit saya adalah bola-bola tusuk ini seharga JPY500. Kalau ingin tau lebih detail mengenai Nishiki Market, saya menuliskannya di sini: Why Nishiki Market Should Be on Your Itinerary.


My fave street food at my fave local market


Lalu kami naik bus dari hostel Grids Kawaramachi ke Kiyomizudera Temple. Kami turun di Kiyomizumichi Bus Stop dan berjalan di bawah gerimis ke Kiyomizudera Temple. Tentu saja kami memilih jalan kaki melewati Higashiyama agar bisa mencicipi mochi gratis!


Salah satu sisi Higashiyama yang masih sepi di pagi hari


Saat Ibu Rita dan keluarga melanjutkan masuk temple, saya memilih duduk di kedai kopi % Arabica yang mungil namun cantik.


% Arabica di Higashiyama 


Kami kembali ke hotel Grids, dan malamnya kami jalan kaki menuju halal ramen yang berada di di Gion, yaitu Halal Ramen Gion Naritaya. Satu mangkok ramen yang hangat dan lezat menutup hari pertama kami di Kyoto.

Ramen di Gion Naritaya, range harga JPY1,000-JPY1,500





Day 5: It Was a Rainy Day in Kyoto 

Dari pagi, Kyoto diguyur hujan lumayan besar. Sehingga kami memilih berjalan kaki di sekitar hotel untuk mencari sarapan dan kopi panas. Berdasarkan rekomendasi dari guide book yang dikeluarkan oleh hostel Grids Kawaramachi, kami pun berjalan menuju Inoda Coffee.


Kedai kopi ini sudah berdiri sejak tahun 1940, tidak heran pagi itu banyak warga lokal yang berusia lanjut hang out di Inoda Coffee. Mereka mengobrol, bercanda gurau sambil menyesap kopi yang mereka pesan. Damai sekali rasanya melihat bagaimana mereka menikmati masa tuanya.

One fine morning well spent at Inoda Coffee



Hujan tidak kunjung berhenti, kami kembali jalan kaki ke arah hostel untuk menyusuri Nishiki market dan pertokoan sekitarnya yang memiliki atap tertutup. Setelah jajan di Nishiki market dan tidak terasa sudah waktunya makan siang, kami pun berhenti lagi di restoran sekitar Nishiki market. Slow banget deh itinerary hari ini, isinya hanya makan dan minum kopi:D

Sore hari (setelah tidur siang haha), kami menyempatkan mengunjungi Blue Bottle Coffee yang tokonya di Kyoto lebih mirip showcase daripada coffeeshop. Lokasinya juga agak jauh dari Gion, tapi percayalah the place is a must visit. Hujan sore itu membuat suasana sekitar Blue Bottle Coffee Kyoto semakin syahdu.

Hello, Blue Bottle :)

Setelah puas ngopi seharian, kami berniat menghangatkan badan lagi, kali ini dengan makan satu mangkuk ramen halal. Kami jalan kaki dari Kyoto Station ke Ayam Ya sekitar 10 menit. Di perjalanan, kami mampir sebentar ke Kurasu untuk membeli matcha latte. 

Kurasau Kyoto adalah coffeeshop favorit kami di Kyoto. Setiap kali ke Kyoto, kami selalu mampir, bisa lebih dari satu kali. Karena itu Ayaka-san, barista di Kyoto mengenali saya ketika kami masuk ke Kurasu. Aaah senangnya :)


The best matcha latte in town


Tepat saat Ayam Ya buka pada jam 17.30, kami berada di depan restoran halal ramen di Kyoto yang terkenal ini. Ayam Ya selalu dipenuhi pengunjung, karena itu kami sengaja tiba lebih awal.

Kami memilih menu dan membayar melalui mesin, lalu kami pun duduk manis menunggu mangkuk ramen dihidangkan. Dari semua merk halal ramen yang sudah saya coba di Jepang, IMHO ramen di Ayam Ya inilah yang paling enak!


Yeay akhirnya "open" :)
Membayar di vending machine, praktis ya
Di samping vending machine, ada pilihan menu bergambar


Sebelum pulang ke hostel, kami menikmati Sky Garden di Kyoto Station. Walaupun sudah beberapa kali ke Kyoto, ini kali pertama saya sempat ke Sky Garden di Kyoto Station. Malah kami juga sempat menyeberangi jembatan dengan view Kyoto Station yang indah dengan lampu. Ternyata tempat ini keren untuk dikunjungi khususnya pada malam hari.


Hiasan lampu yang selalu berganti setiap saat, keren!
Sky Bridge di Kyoto Station
Malam itu sedang ada beberapa group
yang melakukan study tour


Day 6: Trekking ke Lake Biwa Dan Menikmati Nagashi Somen 

Hari ke enam di Kyoto, kami mencoba trekking di jalur yang tidak pernah saya bayangkan akan pergi ke daerah sesepi ini di Kyoto. Mr.husband mengajak saya trekking untuk melihat Lake Biwa, lalu pulangnya kami makan Nagashi Somen, somen yang mengalir di bambu dan untuk memakannya, harus kita tangkap dengan sumpit. Nagashi Somen ini memang terkenal di Kibune. Baca cerita tentang Nagashi Somen di link ini ya.

Lake Biwa from a distance
The flying noodles: Nagashi Somen


Day 7: Kembali ke Osaka 

Saatnya kembali ke Indonesia, kami naik JR Haruka dari Kyoto Station ke Bandara Kansai. Karena pernah naik JR Haruka sebelumnya, saya ingat betul bahwa JR Haruka datang dan pergi dari track number 30. Namun saat kami menanyakan ke petugas, ia menginformasikan kami untuk menunggu di track number 5.

Kami mengikuti dan jalan kaki ke track number 5, namun karena kereta tidak kunjung datang, saya katakan kepada mr.husband, "Itu tulisannya bukan JR Haruka, kita ke track 30 aja yu!"

Lalu kami jalan setengah berlari ke track no.30, dan setibanya kami disana, petugas mengatakan bahwa JR Haruka di cancel. Untungnya petugas bisa berbahasa Inggris, ia menjelaskan bahwa kami harus naik kereta express terlebih dulu ke Shin Osaka dari track number 5, baru kemudian naik JR Haruka dari Shin Osaka station ke Bandara Kansai. Barulah kami paham, kenapa kami diminta menunggu kereta di track nomor 5 oleh petugas pertama hahaha.

Alhamdulillah kami tiba 2 jam sebelum jadwal pesawat Air Asia kami dengan rute Osaka-Kuala Lumpur-Jakarta. Saat kami tiba, antrean counter Air Asia untuk drop baggage dan check-in sudah panjang, untungngnya ada lajur khusus untuk mereka yang sudah web check-in. Kami sengaja memesan tambahan ice cream untuk penerbangan pulang, supaya tetap semangat walaupun liburan sudah usai:D
Our pre-book meal



Bye for now Osaka, Kyoto, Miyajima Island dan Hiroshima, semoga lain waktu kami bisa berkunjung kembali :)



Written on Auguts 25, 2018
Follow our Instagram account: @tesyasblog 


Next Post:
Coffee Trip in Osaka


Previous Post:
Cycling in Osaka

6 comments:

  1. wah. jadi ngiler dan kangen liburan ke Jepang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo hunting tiket murah ke Jepang :)

      Delete
  2. Assalamualaikum Mbak,....
    Kami sekeluarga (2 anak remaja + Ibu saya) berencana libur lebaran 12 hari nanti ke Osaka Kobe (utk sholat jumat) Kyoto dan Tokyo dengan tiket Jkt-Haneda-Jkt.
    Mohon masukan nya mbak utk penginapan yg strategis di Osaka kyoto (perlu kah?) dan tokyo yg dekat kemana2 dengan harga yg bersahabat :p.
    Makasih sebelumnya ua mbak...
    Saya tunggu info penting dr Mbak... :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mba Shafira, coba saya jawab ya. Kalau Mba punya JR Pass, nginep yang daerah Osaka Station aja. Ada My Stays Shin Osaka misalnya.

      Kalau di Kyoto, coba cek family room nya di Piece Hostel Kyoto, dekat dengan Kyoto Station.

      Untuk Tokyo sendiri, dulu kami menginap di 3000 Jyuraku Hotel di daerah Asakusa. Enak tempatnya strategis, dekat makanan halal juga. Coba googling: 3000 Jyuraku tesyasblog.

      Semoga membantu ya Mba.

      Delete
  3. Mbak Tesya ..makasi info nya..Juni aku mau ke Kyoto juga renc dr Kyoto ke Osaka Nara Kobe PP saja...sangat membantu ney

    Untuk suhu bln Juni sangat panaskah?kami pertengahan juni samp awal juli di Jepang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mba, Juni masih ok belum terlalu panas. Tapi sering hujan. Have fun ya Mba di Jepang :)

      Delete